Posts

Bad Virus, Good Virus

Image
We always think that virus is a bad thing, especially nowadays in this Covid-19 global pandemic. As far as we know, it brings nothing but diseases, from common cold to HIV. But science has shown that there are always two sides in everything, including virus. It turns out virus not only has benefits to our body functions, but even our species can't survive until now if not because of virus. Virus is a very simple organism that only consists mainly of envelope in the outside as outer layer, and genetic material in the inside covered with capsid as inner layer. The genetic material can be RNA or DNA, depends on the virus species. Virus lives as a parasite who uses its host cell to survive and replicate, and it has been around since a very long time ago, some says that it has already existed since the beginning of life itself. Since millions of years ago, virus from Retrovirus family, whose one of its member is the famous HIV virus, had attacked our ancestors. Retrovirus at

Just Move the Ladder

Image
I don't know why, but suddenly i got this mood to write in English, so i'll try to write this post in English. Please excuse my grammar. I live in a two-storied house. My room -place where i spend my whole life these past few years- is in the ground floor, in the most back side of my house, furthest from the front gate. Meanwhile, my wifi modem is located in the second floor. Before, this modem was located in the center of the second floor, but because of some little renovation, the modem had to be removed to near the balcony, further from my room downstairs. For the wifi signal to be able to reach the whole area in the ground floor -including my beloved room-, i have to use wifi extender that i plug into the stop contact right outside of my room because i want to get the strongest signal in ground floor, and yes i'm a selfish person that's the most suitable position to catch the signal from upstairs and extending it to the widest area in ground floor. And it worked

Pendapat Saya tentang Agama -Bagian 2-

Image
-Sambungan dari Bagian 1- Dalam perang, Titus berhasil menangkap  Joseph bar Mathias , seorang ahli agama bangsa Yahudi yang juga merupakan salah satu pemimpin pemberontakan. Di bawah ancaman eksekusi dan juga iming-iming imbalan yang menggiurkan, akhirnya ia membelot ke pihak Romawi dan mengganti namanya menjadi Flavius Josephus. Titus memerintahkan beliau untuk membuat kitab suci Yahudi yang baru dengan menyadur dari kitab suci Yahudi yang asli dan kemudian memolesnya agar sesuai dengan kepentingan Titus, kemudian menyebarnya ke seluruh bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi tidak akan ada yang tahu karena semua kitab suci mereka sebelumnya sudah dihancurkan oleh Titus. Kitab suci itu mengajarkan sebuah agama pasifisme yang mengajarkan pemeluknya untuk cinta damai dan tunduk pada otoritas yang memegang kekuasaan, dipimpin oleh seorang sosok karismatik bernama Yesus Kristus. Kitab inilah yang menjadi Perjanjian Baru di Alkitab umat Kristen. Itulah mengapa di Perjanjian Baru muncul frase se

Pendapat Saya tentang Agama -Bagian 1-

Dua tahun yang lalu, tante saya didiagnosis menderita kanker. Beliau sudah mencoba segala macam pengobatan, tapi jenis kanker yang ia derita memang sangat ganas, dan akhirnya kanker tersebut masuk ke stadium terminal. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk menyembuhkannya, yang bisa dokter berikan hanyalah terapi suportif untuk meringankan penderitaannya. Tapi yang menarik perhatian saya, tante saya tampak sangat tenang dalam menghadapi penyakitnya. Melihat sekilas, terlepas dari badannya yang amat kurus dan wajahnya yang sangat pucat, dia tampak seperti orang sehat pada umumnya. Dia masih aktif menjalani hari-harinya dengan bekerja, mengunjungi teman, dan beribadah. Dia masih memiliki semangat dan gairah hidup. Baru beberapa bulan terakhir saat kanker sudah menjalar ke seluruh tubuh dan kondisinya teramat lemah, dia harus menghabiskan sisa waktunya di Rumah Sakit. Saat menjenguk pun, pemandangan yang saya lihat tidak seperti yang saya bayangkan. Di foto CT-Scannya yang terakhir,

Just Say No, Goddammit!!!

Image
Sebelumnya harus saya bilang, seperti yang tersirat di judulnya, tulisan ini akan menjadi salah satu tulisan saya yang paling emosional. Karena itu harap maklum bila di tulisan ini banyak kata-kata kasar dan juga campur aduk antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Biasanya saya akan mengambil waktu untuk menyortir dan memoles setiap kata dan kalimat di tulisan saya supaya sempurna (untuk yang belum tahu, saya adalah seorang perfeksionis patologis), tapi kali ini saya tidak sempat untuk melakukan itu karena sekali lagi, i'm just too emotional, goddammit ! Saya juga sebelumnya harus memberikan disclaimer kalau tulisan saya ini akan menceritakan beberapa orang yang sama sekali bukan fiktif dan memang ada di kehidupan saya. Tapi saya sama sekali tidak bermaksud menjelekkan atau merendahkan orang-orang tersebut. Tujuan penyebutan orang-orang tersebut hanyalah karena saya ingin menceritakan kenyataan yang memang terjadi di hidup saya sesuai apa adanya, tanpa dibumbui embel-embel a

Balada Laptop dan Speaker

Image
Ini adalah sebuah kisah yang akan ter dengar tolol dan bodoh, tapi setelah dicermati baik-baik, kisah ini ternyata memang tolol dan bodoh. Walau demikian, semoga ada pesan moral yang bisa dipetik dari kisah ini. Semoga. Sebelumnya, perlu saya berikan sedikit gambaran mengenai kondisi saya sekarang ini, supaya anda dapat lebih menghayati cerita ini dengan baik. Sejak lima tahun terakhir, saya bisa dibilang hidup seperti seorang pertapa. Saya menghabiskan hampir seluruh waktu saya di rumah kamar. Saya begitu enggan untuk pergi ke luar rumah. Awalnya karena penyakit dystonia yang saya derita, tapi sekarang lebih karena paranoid. Bagi saya, pergi ke luar rumah rasanya seperti pergi menuju ke ladang pembantaian. Saya selalu berusaha memenuhi kebutuhan saya tanpa perlu meninggalkan rumah, dan tentunya berkat kemajuan teknologi, hal itu tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Sebagai contoh, b ila ada barang yang ingin saya beli, biasanya saya akan menggunakan Tokopedia . Dua tahun ya

Tolak Ukur Kedewasaan

Image
Apa arti kedewasaan? Kapan seseorang bisa dikatakan sudah menginjak dewasa? Apa yang membedakan seorang dewasa dengan sesosok anak kecil? Itu adalah pertanyaan yang sudah lama saya tanyakan di benak saya. Apakah dilihat dari kondisi finansialnya? Bila demikian, bagaimana dengan seseorang yang mewarisi harta orang tuanya yang kebetulan adalah miliarder? Dia otomatis memiliki kemapanan finansial tanpa harus bersusah payah. Rasanya kurang adil kalau kondisi finansial semata dijadikan tolak ukur kedewasaan seseorang. Apakah dilihat dari kemampuannya bekerja dan menghasilkan uang? Lalu bagaimana dengan seseorang yang memutuskan untuk mencari penghidupan dengan menjadi pekerja seks komersial atau gembong kriminal? Rasanya kurang tepat kalau kemampuan mencari uang semata dijadikan patokan seseorang telah mencapai kedewasaan yang matang. Jadi apa sebenarnya tolak ukur kedewasaan? Kebetulan belum lama ini saya mengalami sebuah peristiwa yang sedikit banyak, langsung tak langsung, memberikan s